Hitam part 1 (Merah Chapter 2)
By: Sachi L. Phantomhive aka Cynchan
Disclaimer: Kuroshitsuji , Toboso Yana.
  Code Geass Hangyaku No Lelouch, Sunrise, CLAMP.

 Pandanganku gelap. Gelap. Tak ada apa-apa. Semuanya hitam. Sepandang mataku memandang, Semuanya…hitam tanpa ada cahaya sedikit pun.

 “Hah!” 

Aku terbangun. Tidak biasanya aku bangun dengan sekujur tubuhku berkeringat dan napasku tersengal-sengal.
“Apa..apaan itu tadi?” kataku sambil memegangi kepalaku. Mataku setengah terbuka, nafasku masih belum teratur.
“Aku..”
“Ada…Apa?”
Ada seseorang disampingku. Aku menoleh, dan mendapati Ciel disampingku. Seperti biasanya, eye patch terpasang di mata kanannya, rambut hijau gelapnya menutupi eye patchnya berwarna hitam. Baju model tuksedo berwarna hijau tua senada dengan rambutnya dengan sebuah pita biru yang mengikat lehernya, menjadikan Ciel tidak mirip anak-anak seusianya. Aku tercengang melihtanya pagi-pagi sudah berada di kamarku.
“Ciel?” tanyaku saat ia memandangku aneh.
“Kau berkeringat, onee-sama” katanya lagi sambil menatapku lekat
Aku memegang leherku. Benar, leherku basah.
“Oh...Ini...”
Ada sebuah ketukan di pintuku. Kami berdua memandang ke arah pintu kamarku.
“Selamat pagi” Sebastian menyapa kami berdua.
“Mistress dan Young Master, makan pagi sudah siap” Sebastian mengangkat tangannya ke dada dan membungkuk. 
“Oh...” lalu ia terlihat seperti baru sadar akan sesuatu.
“Lady Cielle, apa Anda tidak enak badan?” tanyanya kemudian
“Ya, dia memang tidak enak badan. Jadi, tolong bawakan makan pagi yang ringan saja ke kamarnya” Ciel menjawab dengan cepat. Bahkan sebelum aku membuka mulutku untuk menjawab. Seperti ia sudah mengetahui pertanyaan yang akan ditanyakan Sebastian.
“Kalau begitu…” Warna mata Sebastian terlihat aneh. Lalu, ia meninggalkan kamarku setelah membungkuk sekali lagi sebagai tanda permisi. Ciel tetap berada dikamarku, diam seribu bahasa. Akuu masih memakai piyama sutra dengan renda-renda disekitar pergelangan tangan. Aku memandang Ciel. Pagi-pagi begini sudah terlihat rapi dan siap. Sedangkan aku masih berantakan, bahkan beru bangun tidur.
“Uuuh” keluhku sambil merenggangkan otot seperti orang yang baru bangun tidur. *ya memang sih*
“Tidurlah” Ciel memerintahkanku.
Aku menoleh ke arahnya lagi. Dahiku sedikit mengernyit.
“Aku baik-baik saja, Ciel” bantahku.
Ciel menghela napas. Lalu berjalan menuju ke jendela yang berada disamping meja riasku yang mewah. Matanya memandang jauh keluar. Aku tidak tahu harus berkata apa. Tidak sampai 5 menit, terdengar ketukan lagi di pintuku. Aku yakin itu Sebastian.
“Permisi, Young Master dan Mistress” ujarnya sambil mendorong kereta masuk.
Ciel masih saja tidak bergerak dari tempat itu. Sorot matanya masih memandang keluar. Sebastian mendorong kereta makanan itu mendekatiku.
“Kelihatannya Anda sedikit masuk angin” katanya sambil mengibas-ibaskan serbet disampingku.
“Saya bawakan bubur domba buatan Swiss dan teh madu yang bagus untuk mengatasi masuk angin” sambungnya. Lalu ia menuangkan teh ke dalam cangkir porselin berwarna kuning gading dengan lis emas diujungnya pemberian Raja Britannia terdahulu, Charles Di Britannia,dan meletakannya di kereta dorong itu.
“Ayo Sebastian”
Tiba-tiba Ciel mengajak Sebastian pergi. Sebastian kelihatannya mengetahui maksud Ciel, lalu menganggukan kepalanya.
“Baiklah, saya permisi dulu, Lady Cielle. Saya pastikan Aschalia akan mengurus kebutuhan Anda selama saya dan Young Master pergi” 
“Umh” Aku menganggukan kepala sekali. Sebastian dan Ciel langsung bergerak meninggalkan kamarku. Sebelum Ciel pergi, ia menghampiriku dan memelukku. Aku masih seperti orang yang konslet.
“Aku pergi dulu, Onee-sama” pamitnya pelan, lalu meninggalkan ruangan.
Misi lagi, kah?
Kamarku langsung terasa hening. Tak ada siapapun, seperti biasanya. Tanganku meraih cangkir teh itu, lalu meneguk tehnya. Rasanya hangat. Sekujur tubuhku seperti baru disengat aliran listrik baru. Rasanya aku mulai hidup kembali. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintuku.
“Masuklah” kataku
“S-selamat pagi…”
Aku mendapati Mayleen berada di depan pintu kamarku.
“E..etto…Aschalia sedang mengurus kamar Young Master, karena itu..a..aku..” kata Mayleen terbata-bata, sekarang dia malah terlihat seperti acara lawak, bukan pelayan, pikirku dalam hati.
“Iya..” kataku seraya meletakan cangkir ke atas kereta.
“Tapi jangan sampai menghancurkan kamarku, ya” pesanku.
“I..Iya My Lady!” Mayleen dengan spontan mengiyakan.
Aku turun dari ranjangku, dan meraih selendang tipis yang tergantung di atas kursiku, dan mengikatnya ke tubuhku.
Seperti yang dikatakan Sebastian. Kelihatannya aku masuk angin. Dingin sekali rasanya, pikirku.
Aku meninggalkan ruang kamarku dan entah kenpa, berjalan menuju ruang kerja Ciel. Ketika aku masuk, ruang kerja Ciel sudah dirapikan Aschalia, wangi fragrant yang digunakan Aschalia untuk membersihkan ruang kerja Ciel langsung menghampiriku pada langkah pertama aku masuk ruang kerja itu.
Hal yang pertama kulakukan adalah memeriksa jadwal adikku hari ini. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah selebaran bertanda Ratu yang berwarna merah darah dan mempunyai cap resmi kerajaan Inggris.

 Queen’s Invitation 

Kepada : Yang terhormat, Lord Ciel Phantomhive dan Lady Cielle Phantomhive

Aku mengundang Lord Ciel dan Lady Cielle untuk meghadiri pesta dansa sekaligus pesta ulang tahun Princess Nunnally Vi Britannia tanggal 21 April. Kehadiran kedua Lord dan Lady Phantomhive akan sangat kuharapkan 

Tertanda


Verena Zi Thre Britannia

Begitulah isinya. Tanggal 21 April. Berarti besok? Kenapa surat sepenting ini belum sampai padaku? Aku kan juga diundang?
Dahiku mengerut. Aku masih menggengam surat itu. Tanganku satunya lagi memegang dagu. Aku sedang berpikir keras. Rasanya aku tidak sakit lagi.
“Apa..maksudnya..?” aku menggumam sendiri.
Tiba-tiba aku tak sengaja melihat beberapa foto yang dibingkai dengan kayu bercorak mawar berwarna emas kecokelatan. Di foto itu, ada Ayah dan Ibu, Ayah sedang duduk di ruang kerjanya yang sekarang menjadi ruang kerja Ciel, Ibu berdiri disampingnya sedang tersenyum lemah. Walaupun ini adalah foto lama namun tak ada debu sedikit pun karena Aschalia sudah memberishkannya. Aku membalik bingkai itu, ada tulisan bersambung di pojok kiri bingkai itu. Inggris, 12 April 1905. Aku merasa aneh, lalu aku membalik bingkai itu lagi. Tidak ada. Tidak ada aku. Bukankah…1905 harunya aku sudah lahir? Aku meletakan foto itu dengan cepat, lalu mengaduk-aduk lemari disampingnya yang berisi foto-foto beberapa generasi keluarga Phantomhive. 
Aku menemukan foto lain. Foto keluarga besar Phantomhive tahun 1906. Kali ini foto itu cukup besar. Aku mencari-cari sosok Ayah dan Ibuku.
“Ah..Itu..”
Perasaan aneh mulai menggerogoti hatiku. Tidak ada, tidak ada aku, bahkan di foto ini sebelum Ciel lahir. Bukankah…harusnya ada aku? Kenapa tidak ada sama sekali.
Glek
Aku menelan ludahku.
“Lady Cielle?” seseorang memanggilku.
Aku berbalik cepat-cepat dan menyembunyikan foto itu dibalik gaunku.
“A…Aschalia?”
Aku cepat-cepat mengusir kekhawatiranku.
“Anda..baik-baik saja?” Aschalia bertanya.
“i..Iya..” aku menjawabnya.
“Maafkan aku betanya yang tidak-tidak, My Lady” Aschalia membungkuk.
“Tidak apa-apa Aschalia” kataku cepat.
 “Makan siang sudah disiapkan, datanglah kapan saja, My Lady”
“Baiklah..mungkin aku sedikit terlambat” aku mengiyakan.
“Permisi, Lady Cielle”
Begitu Aschalia pergi, aku langsung mengembalikan foto itu ke tempatnya. Fuh! Bisa-bisa aku disangka aneh. Tanganku masih menggenggam undangan itu. Aku menatap undangan itu lagi, lalu menletakannya di atas meja Ciel.

****

“Apa? Undangan dansa?” Ciel yang berwajah polos menanyakan balik pertanyaan yang kuajukan padanya.
“Iya. Besok, masa kau tidak tahu?” tanyaku sambil melahap paella seafood buatan Sebastian.
Ciel berpikir sebentar.
“Oh…Undangan dansa Ratu Verena…” katanya lamban.
“Memangnya kau tidak mau pergi?”
Sebastian sedikit bergerak. Aku menangkap gerakannya. Aneh bila Sebastian tidak diam.
“Ada apa Sebastian?” tanya Ciel, yang baru saja kembali dari misinya. 
Kami sedang menyantap makan malam di kebun belakang mansion Phantomhive. Suasananya sepi. Beberapa lilin kecil menghiasi kebun itu. Aschalia, Finny dan Bard memegang labu kecil yang sudah dilubangi dan dimasukan lilin untuk membantu penerangan.
“Oh, Lord Ciel, perlu ditambahkan tehnya?” tanya Sebastian sopan. Di belakangnya ada Mayleen yang sedang sibuk sendiri, tepatnya salah tingkah bila ada Sebastian didekatnya. Lalu wajahnya merah sendiri. Aku mengeleng-geleng kepala. Lucu sekali.
 “….Kita akan pergi”
Ada nada ogah dalam perkataanya. Begitu mendengarnya, Sebastian langsung bergidik. Aneh sekali Sebastian hari ini.
“Hari ini kau kenapa Sebastian?” aku menatapnya penasaran.
“Tidak ada apa-apa, My lady. Terima kasih telah mengkhawatirkan pelayan Anda yang hina ini” kata Sebastia merendahkan diri sambil tersenyum kecut.
“Bohong, kenapa kau terlihat seperti keringat dingin..?” tanyaku sambil mengamati wajah Sebastian yang terlihat panas dingin.
“Sudahlah, kita akan pergi besok, istirahatlah. Ayo Sebastian” Ciel menasehatiku.
Aku diam melihat mereka, Sebastian mengikuti Ciel pergi. Aku tahu pasti wajahku cemberut karena aku sangat penasaran.
“Mau mebuatku mati penasaran apa?” gerutuku.
Mulai lagi aku bergumam sendiri. Mayleen, Bard dan Finny tertawa cekikikan, sebelum tatapan Aschalia membuat mereka mati beku.
“….”
 Namun, Cielle adalah Cielle. Cielle itu ceria. Maka aku pun dengan cepat berubah menjadi Cielle yyang biasanya. Aku tak sabar menanti pesta itu besok!

***
Begitu kami sampai pada gerbang kerajaan Britannia atau England. Sebastian membantu Ciel dan aku turun dari kereta kuda. Gerbang itu terlihat sangat megah. Melebihi gerbang utama pada mansion Phantomhive. Aku memandang sekeliling. Ini pertama kalinya aku datang ke kastil kerajaan. Aku dan Ciel disambut begitu menginjakan kaki di pintu gerbang. Empat pengawal kerajaan berdiri di dua sisi gerbang membungkukan badan mereka melambangkan sikap hormat mereka pada kami. Aku berjalan agak lambat karena gaun yang kupakai. Ciel berusaha menyamakan langkahnya denganku, sedangkan Sebastian berjalan tanpa suara dibelakang kami. Aku harus jujur bahwa auranya aneh. Lalu, kami mencapai pintu gerbang utama, dimana pesta dansa akan diadakan disana.
“Oh! Itu Lord dan Lady Phantomhive” salah seorang pengawal berkata.
“Selamat datang Lord Ciel dan Lady, uh..”
“Cielle” jawabku sambil tersenyum.
Maklumlah, aku jarang dikenal karena aku jarang pergi keluar mansion.
“Buka pintunya!” Ciel memerintahkan mereka.
“Siap! Buka pintunya” teriak seorang pengawal.
“Lord Phantomhive dan Lady Phantomhive telah tiba!” teriak pengawal yang lain begitu pintu utama terbuka. Aku menggenggam lengan Ciel.
Greeek
Cahaya langsung menyambut kami ditengah gelapnya malam, begitu pintu utama terbuka. Dua pengawal lain menyambut kami masuk, aku hanya tersenyum lemah, sementara Ciel diam seribu bahasa menjaga wibawanya. Gara-gara pengawal itu berteriak saat kami masuk, otomatis seluruh tamu menoleh ke arah kami.
Hall dansa itu sudah dipenuhi oleh tamu-tamu kerajaan. Elizabeth harusnya juga ada disini. Mataku terus mencari sosok Elizabeth, namun aku tak menemukannya.
Mungkin Elizabeth masih shock karena Madam Red…
CIEL!” seseorang berteriak dibelakang kami. Kami serentak menoleh, rasanya suara itu familiar…
Benarlah dugaanku. Elizabeth masuk tergesa-gesa sambil mengangkat gaun baby doll pink-nya yang berenda-renda—yang terlihat berat sekali menurutku. Ciel langsung dipeluknya.
Salah, kutarik kata-kataku tadi gerutuku dalam hati.
Tapi baguslah, Elizabeth baik-baik saja 
Ciel segera melepas pelukan Elizabeth. Sebelum untuk kedua kalinya Elizabeth mengejar Ciel. Ciel langsung memeluk lenganku.
“Aku akan berdansa dengannya” ujar Ciel
“Hah?” aku terlihat seperti orang bodoh.
Elizabeth terlihat sangat kecewa. Namun ia tahu kalau aku tidak mengenal siapa-siapa disini kecuali Ciel—untuk pasangan dansa, dan dengan berat hati Elizabeth pergi setelah menjelit jengkel padaku.
“Untuk kali ini saja!” Elizabeth memperingatkan.
Tiba-tiba terdengar suara ramai di lobi utama. Kami mendekat. Ternyata ada sambutan untuk Ratu yang akan memasuki ruangan. Tidak semua pangeran dan putri Britannia hari ini datang meramaikan pesta dansa. Tapi cukup banyak. Ada 7 pangeran dan 5 putri yang datang.
“Yang Mulia Ratu Verena Zhi Thre Britannia tiba!!” pengawal kerajaan berteriak.
Semua hadirin langsung berbaris rapi dan membungkuk.
Orchestra dimainkan.
Ratu Verena memasuki ruangan dengan elegannya. Dia memakai mahkota berukuran sedang senada dengan gaunnya yang simple, namun pita kecil menyilang dari bahu ke pinggangnya yang disemat banyak pin tanda kerajaan yang berkilau-kilau dibawah terpaan sinar lampu. Cantiknya.
“Berdirilah” perintahnya. Dan, seluruh hadirin pun langsung berdiri.
“Terima kasih telah datang ke acara pesta dansa dan satu pesta special” ujarnya sambil tersenyum lembut.
“Pesta ulang tahun cucuku, Nunnally Vi Britannia” sambung Ratu Verena sambil menoleh kearah Nunnally. Otomatis, seluruh tamu menoleh kearahnya. Nunnally hanya tersenyum kikuk dan melambaikan tangannnya sekilas.
“Aku tidak akan panjang-panjang. Nikmati pestanya!” ujar Ratu Verena ceria. Siapa sangka dia sudah berumur cukup tua, yaitu 60 tahun. Namun masih sehat bugar, ceria dan terlihat seperti wanita belia berumur 30an. Para Tamu langsung berhambur menikmati pesta.
Aku memandang para putri dan pangeran kerajaan. Nunnally adalah yang paling kecil diantara semua kakak-kakaknya. Rambut berombak kecoklatan dan wajah yang lemah lembut, membuat Nunnally sangat disayang para sesepuh kerajaan. Kakak kandungnya berdiri disampingnya, sedang tersenyum kepada tamu yang menyalaminya. Namanya Lelouch Vi Britannia, pangeran kesebelas kerajaan Inggris, rambutnya hitam keunguan mirip dengan warna bola matanya.
Schneizel El Britannia adalah pangeran kedua, yang terlihat paling berkharisma—juga licik. Disampingnya, Pangeran pertama, yaitu Oddyseus. Dua pangeran lain, kurang dikenal namanya karena jarang terjun ke pemerintahan, yaitu Charles dan Philipus.
Empat Putri Britannia lainnya, Cornelia Li Britannia dan Euphemia Li Britannia, mereka kakak beradik yang sangat akur. Sedangkan Furea Le Britannia dan Carline Le Britannia adalah saudara tiri, yang kelihatannya tidak pernah bisa akur.
Agak Mirip denganku ya? tebakku ngaco.
“Silahkan Lady” Sebastian menawariku minuman.
“Ah..Terima kasih” dan aku mengambil minuman itu.
Ciel masih berdiri disampingku.
“Lihat, siapa yang datang, Lord Phantomhive!” seseorang menyapa Ciel.
Aku berbalik. Prince Schneizel, Prince Lelouch dan Princess Nunnally berada dibelakang kami. Sebastian langsung mengambil sikap hormat.
“Lord Ciel, inikah kakak Anda?” tanya Schneizel sambil menatapku dari atas sampai bawah— yang rasanya seperti diinterogasi.
“Salam kenal, aku Cielle Phantomhive” kataku memperkenalkan diri.
“Lady Cielle, aku sangat ingin bertemu Anda” Nunnaly berjalan kedepan dengan anggunnya. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Aku membalasnya sambil tersenyum aneh.
Kenapa dia ingin bertemu denganku?
Lalu kami saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri satu sama lain. Tiba-tiba sekeliling mejadi gelap, dan lampu menyorot seseorang di panggung.
“Euphemia Li Britannia?”
Nunnally menoleh kearahku.
“Onee-sama akan mempersembahkan tariannya kepada hadirin. Lady Cielle juga harus menikmati loh” katanya.
Aku tersenyum sedikit, lalu mengembalikan pandanganku ke panggung.
Lagu dimulai.
Putri keempat kerajaan inggris itu memulai tariannya. Orchestra dan koor mengiringi tariannya, dan Euphemia mulai bergerak.
Kakinya dengan cepat mengubah pola lantainya, dengan gaun hitam yang elegan, ia mulai berputar-putar seirama dengan lagu yang diketahui berjudul Lacrimosa itu. Koor dan alunan musik benar-benar membuat bulu kuduk berdiri. Keindahan tarian Lacrimosa itu bahkan membuatku merinding. Tangannya dengan lemah gemulai menggeliat kesana kemari. Euphemia terlihat benar-benar menjiwai tariannya, dengan menutup kedua matanya. Hebat.
Memasuki bagian reff, aku semakin terpana dengan tarian dan juga lagu Lacrimosa itu. Aku terdiam, tak bisa berkata apapun betapa indahnya tarian itu. Sungguh. Alunan biola yang terkesan misterius terus menghidupkan tarian itu. Pertunjukkan itu seolah-olah obat bius. Suara koor yang terus menerus meneriakkan La-cri-mo-sa itu sangat sinkron dengan lagunya. Para tamu langsung terdiam dan memperhatikan tarian Euphemia. Rambut merah mudanya yang panjang seolah-olah mengikuti pola geraknya. Gerakannya sesuai tempo, kadang cepat kadang lambat.
Ketika lagu hampir berakhir, Euphemia membuat kejutan dengan berputar cepat lalu melompat seperti tarian balet—yang pasti anggun—lalu berputar lagi hingga dirinya terduduk dengan kaki menyilang.

PART 1 ENDS HERE.
Komen PLS?

Ada banyak OOC dan OC. Hahaahahah

One more thing: maaf kalo jelek, bner2 in hurry nulisnya. semoga punya waktu buat dikritik ato upgrade!


S.L.P.

Blue is my colour, Chelsea is my life. XP


Credits : Gisella Tellys * karena saya pakai nama Verena!*
Lagu Lacrimosa yang membuat saya merinding…by Kalafina*juga terinspirasi membuat tarian euphie hha*


YEAH! FINAL FANTASY X2 ALL THE WAY!

LENNE X YUNA

LACRIMOSA

kurayami no naka de mutsumi au

zetsubou to mirai wo
kanashimi wo abaku tsuki akari
tsumetaku terashiteta

kimi no kureta himitsu wo shirube ni
aoi yoru no shizukesa wo yuku

Lacrimosa
tooku kudakete kieta
mabushii sekai wo mou ichido aishitai
hitomi no naka ni yume wo kakushite
yogoreta kokoro ni
namida ga ochite kuru made

maboroshi no basha wa yami wo wake
hikari no aru hou he
yume to iu wana ga bokutachi wo
homura he izanau

sora no ue no mujihi na kamigami ni wa
donna sakebi mo todoki wa shinai
Lacrimosa......

bokura wa moesakaru takigi tonari 
itsuka sono sora wo yaki tsuku sou

Lacrimosa
koko ni umarete ochita
chi nureta sekai wo osorezu ni aishitai
yurusareru yori yurushi shinjite
yogoreta chijou de
namida no hibi wo kazoete


Yang belum pernah nonton Kuroshitsuji pasti nggak tahu apa lirik ini. Ini lirik lagu Lacrimosa, ED ke 2 Kuroshitsuji yang cukup tragis dan mengerikan lagunya. Dimana scene Ciel dengan mawar-mawar putih pertama kali ada disini.. TT___TT..

Pasti tau dong ada angin apa aku majang lirik itu? LAGI KETAGGIHAN ITU LAGU!

Kereeeen banget! Gila, walaupun serem, vocalnya Kalafina sungguh2 ,membuat bulu kuduk saya berdiri..hahahahaahaha...

====================================================================

Hari ini dengan SPIRIT BARU saya menghadapi LIBURAN selama 11 hari yeah!

Liburan ini banyak list anime yang mau saya tonton...beberapa diantaranya:

1. Atobe's Gift (Yeyeyey! lagi di donlot)

2. Kuroshitsuji *melengkapi yang bolong2*

3. Katekyo Hitman Reborn *walau agak males krn anime ini GARING (???)*

3 anime ini bakal mengisi kekosongan liburan saya. tapi mungkin juga malah nambahin bosan, karena ada beberapa anime yang kurang disukai eps nya..

KALAU BEGINI!

JREEEENG! *bgm on*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Phantomhive Quest Lists~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

MISSION 1 : PRINCE OF TENNIS EVENT NOSTALGIC!

Rank : A+++ *kagak nyambung*

Overview: Menonton seluruh Eps TENIPURI 1-178 plus OVA di liburan ini. yeeey, Hisashi na tenipuri.. *cium kaset itu* LOL...XD

How To Accomplish : Menonton seluruh Eps TENIPURI 1-178 plus OVA di liburan ini tanpa melewati bagian2 yang bisa membuat saya tertawa terpingkal2, contoh: Penal Tea, Prince of Beach Volleyball *??*, Prince of Bowling dll...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ITULAh yang akan saya lakukan hari ini! Semoga gak ada halangan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Phantomhive Quest Lists~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mission 2 : GULLWINGS! FFX SPHERE HUNTER!

Rank : S+

Overview: Final Fantasy X adalah sphere*maksudnya CD dlm arti dunia ini bukan Spira* yang sangat penting dalam proses menamatkan Final Fantasy X-2 dimana ending Tidus X Yuna bereuni setelah Tidus menghilang di FFX..

How To Accomplish: Gullwings kan grup Sphere Hunters di FFX2? dengan anfggota YUNA, RIKKU, PAINE. dan saya ikut *ditimpuk sepatu*

pokoknya misi kali ini mencari FFX NO MATTER WHAT! Kemari baru aja mau beli sudah habis! SHITTTT!!!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Ini adalah cerpen yang dibuat untuk tugas B.Ind

Saya mencomot chara dari Kuroshitsuji

cerpen kah ini? Atau Fanfic?

hahahaha

TITLE : RED  / MERAH
Disclaimer : Kuroshitsuji bukan punya saya. Kalau sebasxx punya saya, pasti saya suruh bersihkan kamarku tiap hari, nganter  saya ke les, buatin kue pai sama earl grey. untung Ciel bukan punya saya, kalo punya saya, nanti jadi bantal peluk. WAKKAKAKAKAAK

 Keluarga Phantomhive adalah keluarga yang aneh, misterius dan tertutup. Begitulah kata orang-orang. Keluarga ini adalah keluarga keturunan bangsawan yang merupakan kepercayaan Raja dan Ratu Inggris selama beberapa generasi. Saat ini, kepala keluarga tersebut adalah seorang bocah berumur 12 tahun Ciel Phantomhive. Orang-orang pasti bertanya, mengapa anak laki-laki berumur sekecil itu dapat memimpin keluarga bangsawan yang dipuja-puja dan agung seperti itu? Tapi jangan meremehkan kemampuannya dalam memimpin keluarga ini. Walaupun kecil, dia sudah bertindak seperti orang dewasa.
 Ceritanya panjang, konon, keluarga Phantomhive adalah keluarga yang baik, terbuka dan selalu membantu orang miskin, kepala keluarga saat itu adalah ayah dari Ciel, Earl Phantomhive. Sebuah bencana menimpa keluarga Phantomhive tersebut, kebakaran melalap habis mansion keluarga itu, dan anehnya yang selamat hanya Ciel dan kakak perempuannya yang bernama Cielle, dan dua pelayan keluarga itu.

***
“Ciel?” aku berada di lorong tempat menuju ruang kerja Ciel di mansion besar milik keluarga Phantomhive, karpet merah menghiasi jalan di sepanjang jalan lorong. Pigura-pigura besar dan lukisan-lukisan antik terpampang disepanjang dinding itu.
“Ciel” panggilku sekali lagi. Tak ada jawaban.
Kriettt…
Pintu paling ujung lorong tempatku berjalan perlahan-lahan terbuka, dari dalamnya keluarlah kepala pelayan keluarga ini, Aschalia Michaelis.
Ada lima pelayan yang bekerja di mansion ini, kepala pelayan, Aschalia, dan kakaknya Sebastian Michaelis—yang merupakan juru masak disini. Tiga pelayan selanjutnya, bisa dibilang hampir tidak bekerja, Ciel yang membawa mereka kesini, karena mereka yatim piatu, yaitu Mayleen, Bard, dan Finny. Tamu-tamu yang datang pasti merasa aneh karena mereka tidak bisa bekerja, tapi mereka menjadi pelayan di mansion Phantomhive ini. Sebenarnya, aku tahu Ciel punya tujuan sendiri mempekerjakan mereka, yaitu, kekuatan misterius ketiga pelayan ini, untuk menjaga mansion ini. Sehingga mansion ini tak perlu mengulangi kepahitan seperti ayah kami dulu. Pikiranku mulai terbayang kesana, dimana kedua orang tua kami meninggal…Aura kelam mulai menghiasi hatiku bila memikirkannya lagi.
“Nona, Tuan muda Ciel sekarang sedang sibuk mengurus dokumen kerajaan, dan Tuan muda Ciel berpesan agar nona dapat menemuinya jam 4 sore nanti” kata Aschalia yang saat itu mengenakan pakaian pelayan eropa yang elegan.
“Oh..” gumamku, mataku terarah kearah jam antik yang berada di dinding. Jam 1.30 siang.
“Adakah yang perlu disampaikan kepada Tuan muda, nona Cielle?” tanyanya lagi dengan sopan.
“Ah! Tidak, tidak ada. Terima kasih Aschalia”
“Kalau begitu, saya permisi dulu” Aschalia membungkuk, lalu mendorong kereta dorongnya yang masih penuh berisi makanan melewatiku. Aku berpikir, Ciel tidak makan lagi hari ini? Sesibuk itukah Ciel? Makanan buatan Sebastian kan enak?
Aku berjalan mendekat ke pintu dimana Ciel sedang bekerja. Kurasa tugas kerajaan itu terlalu berat untuk anak berumur 12 tahun sepertinya. Aku membuka pintu itu perlahan.
“Aschalia? Bisakah kau memindah dokumen…” 
Perkataan Ciel terhenti, melihat bahwa yang berdiri diambang pintu bukanlah Aschalia, tapi aku, kakaknya.
“Kakak? Bukankah aku memintamu untuk tidak menemuiku sampai jam 4?” Ciel melanjutkan perkataannya, tangannya sibuk memilah-milah kertas.
“Ciel, Kenapa kau tidak memakan makan siangmu lagi?” tanyaku.
“Aku sibuk, kak. Elizabeth juga akan berkunjung dengan Madam Red nanti malam. Aku tak yakin dokumen akan selesai” jawabnya.
Elizabeth adalah tunangan Ciel, dia juga keturunan bangsawan dan mempunyai darah keluarga kerajaan, sedangkan Madam Red, menurutku, dia adalah orang eksentrik yang sangat menyukai warna merah. Madam Red adalah bibi kami. Tepatnya Madam Red adalah adik dari ibu kami. Nam aslinya adalah Aunt Angelina, aku memanggilnya begiru.
“Makanlah sedikit Ciel, aku akan meminta Sebastian membuat kue pai kesukaanmu. Mau ya?” pintaku. Ciel adalah adik laki-lakiku satu-satunya. Kalau ia jatuh sakit, aku akan sangat panik.
“….baiklah” Akhirnya adikku itu mengiyakan, walaupun aku mendengar ada sedikit nada ogah dalamnya, tapi aku senang karena Ciel adalah tipe orang yang dingin namun sebenarnya baik.
“Kalau begitu, aku akan membawanya padamu segera” kataku ceria, sambil berlari-lari kecil menuju pintu.
“Hei…Hati-hati” katanya sambil mendesah.
“Iya, Ciel…” jawabku cepat.
Aku menyengir, aku sangat suka sifat Ciel itu. Adikku satu-satunya. Oh ya, aku belum menceritakan bahwa ada rahasia lain di keluarga Phantomhive ini bukan? Sebenarnya, kami adalah tangan kanan Ratu Inggris yang bertugas menghapus seluruh bukti salah yang memojokkan Ratu dan kerajaannya. Ini adalah tugas sebagai keluarga Phantomhive. Tugas ini cukup berat karena, ada saja oknum-oknum yang tak menyukai keluarga kerajaan, dan Phantomhive jadi korbannya karena selalu menyembunyikan kesalahan keluarga kerajaan, aku sempat berpikir karena hal inilah, Ayah, Ibu dan seluruh pelayan dibakar oleh mereka yang tak bertanggung jawab.
Kakiku dengan cepat menuruni anak tangga, aku tidak mau memikirkan tentang itu lagi. Ketika aku sampai ke ruangan dansa, aku secara kebetulan bertemu dengan Sebastian dan Aschalia yang tengah membicarakan sesuatu dibawah tangga.
“As..”
“Bagaimana ini Sebastian? Tuan muda Ciel tidak mau memakan makan siangnya sedikit pun, bagaimana kalau Tuan muda sakit…” Aschalia terlihat bingung sekali. Aku terdiam. Sebastian yang melihatku berada diatas tangga menuju mereka,langsung mengisyaratkan diam pada Aschalia dan membungkuk memberi salam hormat.
“Selamat Siang, Nona Cielle” katanya sopan.
“Selamat Siang, Nona Cielle” Aschalia mengikutinya.
Dahiku sedikit mengerut.
“Ehm, Sebastian, bisakah kau membuatkan kue pai kesukaan Ciel?”
“Tentu saja dengan segera, My lady, ada yang lain?” tanyanya.
“Tidak” kataku sambil mengeleng-gelengkan kepala.
“Baiklah kalau begitu” Sebastian dengan cepat berjalan menuju dapur. Sampai punggungnya tidak terlihat lagi, aku melanjutkan menuruni tangga.
“Nona, saya khawatir sekali terhadap kesehatan tuan muda…” Aschalia tiba-tiba berbicara.
Kali ini dahiku mengerut hampir seluruhnya
“Aku tahu, tugas kerajaan berat, dia tidak mau makan meski aku membujuknya. Aku harap Madam Red dan Elizabeth bisa membujuknya” jawabku.
Aschalia masih terlihat bingung.
“Tenanglah Aschalia, kau tahukan siapa yang akan sangat panik bila Ciel sakit?” ujarku tersenyum, berusaha menenangkan diri.
“Ya, Nona” Aschalia mengiyakan.
Sebelumnya sudah ada kejadian begini, begitu Ciel sakit aku langsung pusing tujuh keliling dan hampir pingsan karena aku sangat menjaga adikku satu itu. Aschalia sepertinya tak ingin kejadian itu terjadi, begitu pula aku. Karena Ciel sakit, aku terpaksa menggantikannya menjadi mata-mata keluarga kerajaan, dan seperti yang kalian ketahui, aku yang ceroboh ini tak mungkin mengerjakan dengan lancar, sampai-sampai Ciel—yang dibantu Sebastian, menyusulku.
Aku menghela napas. Sepertinya aku hanya jadi beban saja.

Ding…Dong…
Jam raksasa di aula tengah berbunyi, dan menghiasi keheningan yang ada di mansion ini. Maklumlah, mansion ini sepi, hanya Ciel, Aku, Aschalia, Sebastian dan tiga pelayan lain yang kerjanya main-main seperti yang sudah kujelaskan, yaitu Mayleen, Bard dan Finny yang ada. Mansion ini selalu sepi dan sunyi—kecuali Elizabeth dan Madam Red datang dan membuat mansion ini berantakan—orang-orang pun takut memasuki mansion ini. Jam raksasa itu akan berbunyi setiap 1 jam, huh, sudah jam 2 ya? pikirku.
“Nona, saya permisi dulu, saya akan mempersiapkan hidangan makan malam untuk Elizabeth dan Madam Red yang akan berkunjung malam ini” Aschalia membungkuk, lalu pergi, hanya detakan sepatu pelayannya yang terdengar menggema di ruangan dansa ini.
“Kurasa Sebastian akan mengantar kue pai itu” aku berbicara sendiri dan berjalan menuju kamarku.
Sesampainya di kamarku, aku menghempaskan badanku ke ranjangku yang empuk dan bercorak mahkota dengan sulaman emas disetiap pinggirnya. Aku jarang pergi keluar jadi aku selalu duduk termenung di ranjangku atau berlatih dansa dengan Mayleen di ruangan dansa. Aku mengadahkan kepalaku ke atas, langit-langit kamarku juga terlihat mewah, lampu gaya eropa kuno yang menggantung ditengah-tengahnya, kristal-kristal dari lampu itu mengantung membentuk lingkaran dengan kristal yang paling besar ditengahnya. 

Tok, tok tok.

Ketukan di pintuku membuyarkan lamunanku. Sebastian masuk membawa dua kereta makan yang diatasnya ada kue pai yang masih panas, yang kelihatan baru saja keluar dari oven, wanginya menghampiri hidungku. Hmm, ini pasti kue pai rasa raspberry, saraf-saraf hidungku memberitahuku.
“Ini nona, saya bawakan kue pai raspberry dan teh Earl Grey kesukaan Anda dan Tuan muda Ciel” katanya sambil mendorong satu kereta dorong yang berisi kue-kue kecil untuk jamuan Afternoon Tea dan kue pai.
“Tolong kau antarkan untuk Ciel” perintahku sambil duduk di tepi ranjang.
“Sesuai kehendak Anda” jawabnya cepat.
“Terima Kasih, Sebastian” kataku.
“Kalau begitu, permisi” katanya sambil mendorong kereta satunya lagi.
Pintu kamarku tertutup pelan.
Sebenarnya aku malas memakan kue pai dan kue-kue jamuan sore itu. Tapi karena Sebastian sudah membuatnya, aku harus memakannya. Aku mengambil sepotong kue pai itu, dan memakannya. Rasa yang khas di setiap kue pai buatan Sebastian meleleh dimulutku. Rasa raspberry dan madu membuat lidahku manis, namun tidak merasa mual. Tiba-tiba aku merasa sangat mengantuk. Lalu, dengan sukses, aku tertidur…

***
 Tepat pukul 3.40 sore, sebuah kejadian membangunkanku. Waktu berjalan begitu cepat. Mayleen, Bard dan Finny berteriak-teriak histeris. Aschalia sibuk memarahi mereka sambil berkata agar diam supaya aku tidak bangun.
 “Ada apa?” bisikku ketika mendapti mereka berkerumun di depan ruang kerja Ciel.
  Mereka seakan-akan melihat hantu ketika melihatku. Sebastian berada di dalam ruangan kerja Ciel. Aku melihatnya. Ciel tergeletak di lantai. Sebastian tengah menunduk untuk menggendongnya.
 Deg! Jantungku berdetak keras.
“CIEL!” teriakku.
“Nona!” Aschalia memanggilku.
“Nona Cielle, tenanglah” Sebastian berusaha menenangkanku.
 “Nona Cielle, Tuan Muda hanya kelelahan. Sebastian sudah membuatnya tidur agar tidak bekerja lagi” Aschalia berusaha menjelaskan dengan cepat sebelum aku berteriak lagi.
“Apa? Benarkah?” tanyaku.
“Iya, nona.” Aschalia menjawab.
“Ini semua harusnya berjalan lancar kalau ketiga pelayan yang dibawa Tuan Muda Ciel ini tidak histeris” katanya lagi sambil menatap tajam ketiga pelayan yang ia maksud. Mayleen, Finny dan Bard.
“Hiiiii” Finny merasakan aura yang tidak mengenakan ketika Aschalia melototinya.
Ketiga pelayan itu pun kabur.
“Ada ada saja” keluhku.
Aku berbalik melihat ruang kerja Ciel, ada banyak dokumen yang bertumpuk di mejanya.
“itu..” tanganku menunjuk kearah meja kerja Ciel.
“Itu dokumen-sokumen yang belum selesai dicek tuan muda, Nona.” Sebastian menjawab langsung, seakan-akan dapat mambaca pikiranku.
“Oh..”
Aku langsung berpikir, betapa beratnya pekerjaan yang dilakukan Ciel, wajar kalau dia sampai kelelahan.
“Dasar, para orang-orang tua di kerajaan itu tidak bisa mengurus sendiri apa?” aku mengeluh, untuk pertama kalinya aku mengejek keluarga kerajaan.
“Hmph” Sebastian dan Aschalia secara serentak tertawa.
“Iya, ya” kata Aschalia.
“Tapi sebelum itu…” lanjutnya.
“Bisakah kau membawa tuan muda Ciel keruanganya sebelum ia bangun, Sebastian? Berapa lama lagi kau akan mengendongnya seperti Romeo dan Juliet?” Aschalia tersenyum seperti setan.
Aku yakin bulu kuduk Sebastian pasti berdiri.
“Hahahahaha” aku tertawa. Kedua pelayan itu tersenyum melihatku kembali ceria.
“Baik, Nyonya Aschalia” Sebastian membalasnya.
Aku berjalan cepat kearah Sebastian sebelum ia bergerak. Aku mengelus-elus pipi Ciel.
“Kau butuh istirahat Ciel, adikku sayang.” kataku.
“Oh iya” Sebastian tiba-tiba teringat sesuatu.
“Bukankah sama saja kalau hari ini Tuan muda istirahat tapi malam nanti tuan muda harus meladeni Madam Red dan Elizabeth?” guraunya.
Tawa kami pun meledak lagi.
“Sudah, sudah, bawalah Tuan muda Ciel” Aschelia memerintahnya lagi.
Sebastian pun meninggalkan ruangan kerja Ciel.
“Nah.” Aschalia menyambung perkataanya.
“Ada yang harus kita lakukan” katanya sambil mengedip mata padaku.
“Hah? Aschalia?” Aku terkejut dengan perubahan sikapnya secara tiba-tiba.
Matanya mengarah ke tumpukan kertas-kertas kerja yang menumpuk di atas meja kerja Ciel. Aku mengikuti pandangannya.
“Betul.” kataku tersenyum.
Dan kami pun meraih kertas-kertas itu.

***

Ciel terbangun sekitar pukul 7.30 malam, begitu yang kudengar dari Sebastian. Aku dan Aschalia sibuk membereskan pekerjaan Ciel. Begitu banyak menara buku-buku tebal dan kertas-kertas bertumpuk. Akhirnya selsai juga.
Pukul 7.50 malam, Ciel datang keruang kerjanya, begitu melihatku dan Aschalia sudah menyelesaikan pekerjaannya.
“Ya Ampun” katanya, begitu menemukan kami sudah membereskan seluruh pekerjaannya.
“Apa yang kalian lakukan?” tanyanya dingin.
Oh Tuhan, Ciel marah? Kataku dalam hati.
“Aschalia…” panggilnya.
“Ya, Tuan muda?” jawab Aschalia dengan tenang.
“Elizabeth dan Madam Red tengah berada diperjalanan menuju kesini. Kau belum menyiapkan apa-apa?” tanyanya cepat.
“Oh, maaf Tuan muda, Sebastian seharusnya sudah menyiapkannya,…”
“Pergilah...”
“Baik, tuan muda”
Setelah deiperintah, Aschalia langsung meninggalkan ruangan.

***
Madam Red dan Lizzy—nama panggilan Elizabeth tiba tepat waktu setelah aku mengganti pakaian dan membersihkan diri. Lizzy sangat menyukai seluruh benda yang imut dan dia sangat menyukai Ciel—yang katanya paling imut diseluruh dunia, aku hanya tertawa mendengarnya. Begitu sampai, Lizzy langsung melompat dan masuk ke mansion. Madam Red mengikuti dari belakang.
“Selamat datang di Mansion kami, Lady Esel Cordelia Elizabeth Midford” sambut Sebastian begitu Elizabeth masuk.
“Hai Lizzy” sapaku sembari menuruni anak tangga.
“Lady Cielle!” Lizzy langsung menghampiriku dan memelukku di tangga. 
Elizabeh juga sangat suka padaku dan menganggapnya sebagai kakaknya, aku juga sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri.
Detakan hak tinggi Madam Red mulai menggema, ketika ia memasuki ruangan. Sebastian dan Aschalia langsung menyambutnya.
“Selamat datang Madam Red” Aschalia dan Sebastian menyapanya secara bersamaan.
“Aunt Angelina” kataku menghormatinya sambil membungkuk mengangkat gaunku.
“Cielle…Sudah kubilang panggil aku Madam Red saja..”
 Belum sempat aku menjawab, Elizabeth sudah berteriak lagi
 “Ciel!!!” teriaknya sambil menghampiri Ciel
Kadang-kadang aku kasihan melihat Ciel. Elizabeth langsung memeluknya dan memutar-mutasnya seperti boneka.
“Elizabeth!” Ciel protes. Namun Elizabeth tidak akan berhenti sebelum ia puas.
“Aduh” Madam Red memegang kepalanya, pusing dengan kelakuan Elizabeth.
“Madam Red, tuan muda Ciel, nona Cielle dan nona Elizabeth, silahkan” Aschalia mempersilahkan kami untuk menuju ruang makan.
“Ayo Ciel!” Elizabeth menarik tangannya. Ciel hanya bisa pasrah.
Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang aneh dengan Madam Red. Aku menatapnya. Tatapan Madam Red seperti marah akan suatu hal.

***
Hidangan malam ini ala Jepang. Sebastian memang hebat dan aku mengakuinya. Dia hampir bisa membuat seluruh masakan dunia. Pilaf udang ala Jepang merupakan menu utama hari ini. Tidak ada wine yang disajikan, karena kami masih kecil—kecuali Madam Red.
“Hohohohoho, aku puas sekali hari ini” Madam Red memulai pembicaraan.
“Pilaf udang ini betul-betul enak, Sebastian, kau hebat..Kenapa tidak bekerja padaku saja?” godanya sambil mengedipkan mata.
“Maaf, Madam Red, saya adalah pelayan keluarga Phantomhive, sampai akhir pun saya tetap pelayan disini.” Sebastian menjawabnya dengan sopan sambil tersenyum.
Madam Red terdiam sejenak
Jamuan makan malam sudah selesai. Mayleen dan Finny bergegas mengangkat piring-piring kotor, seperti yang kalian ketahui, mereka sangat kikuk. Hampir saja piring-piring itu jatuh kalau tidak ada Sebastian yang dengan piawai menangkapnya.
“Mari, saya antar ke kamar kalian, Madam Red dan Nona Elizabeth” Aschalia membungkuk.
“Kalau begitu...” Madam Red berdiri.
Aku tetap merasakan ada hal yang aneh. Madam Red beranjak pergi, Elizabteh memeluk Ciel dan aku sekali lagi sebelum mengikuti Madam Red.
“Selamat malam Lizzy” kataku
“Untukmu juga, Lady Cielle” balasnya ceria.
“Daaah Ciel!” sambungnya dan meninggalkan ruang makan.

***

Ampun! Aku tidak bisa tidur! teriakku dalam hati. Kali ini aku benar-benar tidak mengantuk. Dunia sudah terbalik kali ya, ujarku. Siang bolong aku mengantuk, giliran malam aku malahan tidak bisa tidur.
“Haaah” aku menghela napas.
Aku bangun dari ranjang. Menggeser selimutku ke samping, dan memakai selop disamping ranjangku.
“Kelihatannya aku butuh refreshing malam” tebakku asal.
“Jalan-jalan mungkin bagus”
Aku keluar dari kamarku. Lorong yang menuju kamarku agak terang karena cahaya bulan menembus jendela. Mayleen pasti lupa memasang jendela dengan korden pikirku. Tiba tiba terdengar bunyi detakan sepatu.
Madam..Red? Aku langsung mengenalinya karena bunyi detakan sepatu hak—hanya dia yang memakai sepatu hak tinggi.
“Aah…Cielle? Kenapa masih belum tidur?” tanyanya ketika melihatku.
Aku merasa sedikit takut. Bola mataku membesar dan perasaan tidak enakku langsung bertambah ketika melihat pisau yang berada ditangan Madam Red.
“Madam…Red? Untuk apa pisau itu?” tanyaku penasaran.
“Ah? Ini? Untuk…” tiba-tiba ia berhenti
“Untuk menmbuatmu merah sepertiku” katanya sambil tersenyum.
Apa? Dia gila?
“Kau bercanda Madam?” aku mundur selangkah, hampir saja aku menyenggol guci antik pemberian Ratu.
Senyumnya mengembang
“Tidak, aku…” tangannya mengangkat pisau itu.
Dia serius! Aku langsung lari dari hadapannya.
“Cielle?” panggilnya.
Aku ketakutan, kakiku tak bisa berlari seperti biasanya. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Aneh. Madam Red sangat aneh, aku sudah merasakannya sewaktu ia datang.
“Kau tahu?” lanjutnya setelah memanggilku.
“Aku sangat membencimu”
Aku terdiam, berbalik menhadap Madam Red yang sedang berjalan kearahku. Aku seperti disihir, tidsak bisa bergerak.
Ada apa? Bergeraklah! Jeritku dalam hati, kenapa ini?
Madam Red sudah mencapaiku sebelum aku mengangkat kepala. Wajah Madam Red tak terlihat jelas karena cahaya bulan membuatnya terlihat seperti siluet.
“Aku benci sekali padamu, Cielle, karena itu..Mati saja kau!!!” Madam Red mengayunkan pisau itu kearahku.
Argh! Aku menutup mata, bersiap akan sakit yang akan kurasakan.
“AAARGH!”
Suara Ciel? Aku membuka mata, mendapati tangan Ciel penuh dengan darah.
“Ciel!” aku langsung memegang tangannya.
“Hahahaha!” Madam Red tertawa.
“Itu dia! Warna merah yang sangat kusukai!” Ia mengambil ancang untuk menusuk Ciel.
“Hentikaaan!” aku menghalanginya namun Madam Red menendangku.
“Ugh…” aku membentur dinding. Lukisan disampingku langsung jatuh, dan kacanya pecah.
“Ci…”
“Masih mengkhawatirkan kakakmu, Ciel?” Madam Red masih sempat menanyakan pertanyaan pada Ciel.
“Aku sangat membencimu. Tiap kali… KUHARAP KALIAN TAK PERNAH LAHIR!” teriaknya dengan keras.
Jantungku berdegup kencang. Madam…Red..? Kulihat Ciel juga sangat shok mendengar hal itu. Bola matanya membesar. Madam Red langung memanfaatkan kesempatan ini untuk menusuk Ciel. Ciel masih terdiam.
Tidak!
“Ti…” Tidak..aku berusaha bangun.
“Tidak akan kubiarkan!” teriakku. Aku langsung mendorong Ciel mundur dan memasand badanku sebagai tamengnya. Ciel terkejut.
“Hentikan! Aunt Angelina!” teriak Ciel.
Deg!
Melihatku, Madam Red langsung mundur. Mulutnya menganga.
“Ka..kak…” 
Ibu?
Madam Red terlihat sangat terkejut. Tangannya gemetaran.
Klontang! Pisau itu jatuh dari genggamannya.
“Tidak…” Matanya seperti orang kesurupan. Aku dan Ciel melihatnya bertingkah aneh.
“Aunt Angelina!!” teriakku.

***

Hujan deras sekali hari ini. Elizabeth dan Aku berada dalam sebuah gereja. Menghadiri upacara pemakaman. Upacara pemakaman Madam Red. Lilin-lilin berjajar di atas altar persembahan. Kaca-kaca mosaik menghiasi kedua sisi gereja antik itu. Ciel masih belum datang, mungkin ia terlambat. Kami semua sedang menunggunya.
 “Madam Red…” suaraku bergetar. Disampingku, Elizabeth sedang menangis, air matanya terus mengalir, dibelakang kami ada Sebastian, Aschalia, Mayleen, Finny dan Bard. Aku ingin menangis. Air mata sudah berkumpul dipelupuk mataku. Ini kedua kalinya kami kehilangan orang yang berharga. Air mataku akhirnya jatuh.
Malam itu, ketika Madam Red akan membunuh kami, tiba-tiba ia melihat bayangan ibu dalam diriku—katanya aku mirip sekali dengan ibu. Setelah mengatakan hal itu, Madam Red mengambil pisaunya dan menggorok lehernya sendiri. Aku dan Ciel terkejut. Ciel langsung menghampiri Madam Red. 
Madam Red menangis. Mulutnya penuh darah. Dan ia menceritakannya, hal yang membuatnya ingin membunuh kami.
“Ciel...Cielle...Maafkan aku…”
“Panggil Sebastian!” Ciel memerintahkanku. Aku langsung berdiri meskipun peruku sakit karena ditendang.
“Tidak, kumohon, aku …”
Aku langsung terdiam. Kurasa aku tak punya pilihan lain. Tapi..tapi Madam Red sekarat!
“Pertama kali aku bertemu dengan Earl, ayahmu…Aku…langsung menyukainya…Ia sangat baik”
Kami berdua terdiam mendengarkannya.
“Earl..memujiku snagat cocok dengan warna merah…karena itu..aku selau memakai warna merah…tapi…”
“hanya aku sendiri yang memendam perasaan ini..kalian tahu? Betapa sakit hatiku ketika mendengar Earl akan menikahi kakakku…” lanjutnya.
Aku langsung merasa bersalah. Rasa bersalah ini langsung mengerogoti hatiku. Tidak enak rasanya. Sakit.
“a..ku…akhirnya…menyerah dan menikahi pria lain..namun…aku masih menyukainya…Ciel..Cielle…ugh...”
“Bertahanlah!” Ciel berteriak.
“Sebas..!” 
Begitu aku ingin berdiri, tangan Ciel langsung menyuruhku duduk lagi.
“seharusnya…aku bahagia dengan suamiku, tapi…lagi..lagi…mereka berdua meninggal dalam kecelakaan kereta…”
“Mereka..berdua?” tanyaku
“Bayiku…Sekarang tinggalah aku sebatang kara…tapi kakak selalu menyemangatiku…ketika aku melihatnya bahagia bersama kalian…aku merasa sangat bersalah karena menyukai Earl.., lalu…kebakaran itu merenggut mereka lagi dariku..”
Madam Red mulai kehilangan kesadaran…Tidak seperti cahaya bulan yang selalu bersinar terang. Matanya mulai sedikit menutup. Aku tahu pandangannya sudah mulai pudar. Darahnya mengalir…
“Ketika aku mengetahui kalian selamat, aku sangat senang…sekaligus benci karena kalian anak Earl…ternyata…rasa sayangku pada kalian mengalahkan rasa benciku…” katanya terbata-bata
“Ma…Madam…” aku mulai menangis. Ciel dan aku mengenggam tangannya yang penuh darah. Kami tak peduli noda darah itu akan mengotori kami. Tapi…tapi..
“Kami…juga sangat menyayangi Madam Red..” 
Senyumnya sedikit mengembang
“Jagalah…Eli..za…” 
Matanya pun tertutup, sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Hatiku sakit. Sakit sekali. Untuk kedua kalinya, kami melihat orang yang berharga bagi kami meninggal didepan kami, sama seperti Ayah dan Ibu.

***
Ternyata Aunt Angelina menyukai Ayah…

Krieeeeet 
Bunyi pintu gereja terbuka. Kami semua menoleh. Ciel muncul diambang pintu dengan membawa bunga mawar merah dan…sebuah gaun merah. Ia berjalan melewati lorong kerumunan para orang yang melayat. Elizabeth dan aku memandangnya aneh.
Para pelayat mulai berbisik-bisik
“Upacara pemakaman membawa mawar merah? Lancang sekali..!”
“Tapi, Madam itu sangat menyukai warna merah.”

Ciel terus berjalan sampai pada peti mati disamping kami. Ia membungkuk dan memberikan mawar merah dan menutup gaun putih yang dipakai Madam Red dengan gaun merah yang dibawanya sebagai penghormatan terakhir.
“Ternyata warna merah adalah warna yang paling cocok untukmu…” kata ciel sambil tersenyum pahit.
Aku menyaksikan pemandangan itu. Ciel sangat mirip dengan Ayah…Aku tak bisa merasakan bagaimana perasaan Madam Red ketika melihat Ciel…
Lalu aku menutup mata. Terbayang saat-saat kecil kami dengan Aunt Angelina disamping kami. Menjaga kami, dan mengajak kami bermain. Aunt Angelina juga senang bernyanyi untuk kami. Lagu itulah yang selalu mengingatkan kami padanya…

“London Bridge is falling down, falling down, falling down. Londong Bridge is falling down, my fair lady.”

Dan lagu itu pula yang mengakhiri kenangan manis diantara kami.
Selamat jalan, Aunt…Tidak..Madam Red, bisikku hampa.

Selesai

wat do ya think?

sudah saya update terakhirnya jadi agak detil *iyo po?*


Konnichiwa minna!

Dari Judul blog ini..

tau dong apa maksudnya?

akhirnya! Saia siap bercosplay ria!!

dung tak dung~

lalalalaalala *mulai stress*

ya...

akhirnya seragam luar ashford academy SHSnya selesai juga!!

kyaaaa!

tapi musti di tahan dulu bercosplay rianya soalnya masih mau beli dasi, kemeja,ama kaus kaki. Soal sepatu penny loafer sih...nyerah deh...

nanti aku akan bernarsis ria dengan baju cosplay baruku it! *dilempar*

tapi sekarang ini sedang sibuk, jadi hanya bisa mengupload 1 foto saja...

kalo sempat inginnya memamerkan icons2 buatan saya..hahaahahaha *ditendang*

baiklah minna san

ja nee

huaaaaaaa!

gak bisa tahan!!! akhirnya dengan sukses Ciel membuat saya menangis tersedu2 ketika melihat ciel diambil soulnya sama Sebasxxx..... huwaaaaaaaaaaa CIEl....!!!!!!!!!!!!!!!! Setelah mati2an menhan air mata ini..karena tdak ingin disangka orang gila...akhirnya pecah juga.. huhuuhuhuh

ciel..

ciel...

ciel......

zutto zutto... semuanya...huhuhuh. Why'd ciel must die??  the manga hasnt ended yet!! huwaaaaaaaaaaanggggg~ now my life is over..really over..after code geass, kuroshitsuji and gundam oo, i havent find another anime that as brillant as them... OVER!!! Seriously. they were the best anime i had ever seen before...

Screen shots..

i'd want to kick the angel's butt!

the england..after France's invasion. And puru puru's flame... Gudbye London....

dan WTH is this?? the last YAOI service?? darn..

Ciel! DONT EVER FALL! T______T why'd you still smile in the end??

Ciel....Now i really cry at this scene *HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA*..his cold face is vanished now...ciel...

the last secs...the despair ciel...

put that hand away sebas! That hand will take ciel's soul!!!

he's like wanna kiss ciel..OMG

isnt this really...really touch your heart? All the memories with them ..ALL OVER>>>

HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! All that i can say is... i am gonna miss ciel...

Last words...

Sayonara Ciel, Good bye phanthomhive...We'll never forget you.. *IAM GONNA CRY SOON!* same as Code GEass, i cant stand if someone i really like dies...

Sayonara...Ciel...and Good Night...

Konbawa

Sachi desuu~

Hisashiburi na, kapan ya aku terakhir upload blog ini??? wahahaha

baiklah.. aku telah kembali..

dengan membawa gud news, dan bad news..

Hari Selasa sore, dengan hati deg-degan *apa-apaan* aku menunggu pemutaran episode terakhir Gundam OO season 2 dengan judul Raise atau Saisei...*kalau tidak salah* sedihnya aku baru denger kalo Tieria sudah meninggal denagn sadis ditembak oleh (CACING) Pita aka Ribbon...DX Tieriaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!

Lalu...Aku menontonnya...pertempuran terakhir Setsuna dengan Ribbon..yang akhirnya dimenangkan Setsuna... HORREEEEEEE! *jingkrak jingkrak* OMG! Akhirnya ada juga Happy Ending buat Gundam..>! Yang bagusnya..Marina pisah ama Setsuna!!! YIPEEE!!

===================================================================

2 hari yang lalu...

aku nonton episode 24 *last* Kuroshitsuji.. SPOILER...Ciel akhirnya mati karena jiwanya diambil sebastxxx huwaaaa

sekarang aku jadi berpikir

kenapa seluruh tokoh utama yang aku suka + idola smuanya pada meninggal ya? *merana*

entah Tieria,, Lelouch,, Ciel...

T_________________T NANDEEEE!!!!

apa aku rada aneh ato gimanaa gitu>??? T___T

huhuhu

*diam tanpa menulis blog 5 menit* *lebayyy*

aaaarg bukan sifat aku bermuram durja.. ayoo cari korban lagi *ditendang*

wkwkwwkwk

====================================================================

ok, beralih ke segmen selanjutnya...

tanggal 31 aku belanja dengan My Beloved Mother..ke JM, entah ada angin apa mau kesitu..

disitu aku nyari2 kemeja putih buat cosplay, kaus kaki panjang warna maroon, sepatu penny loafer dan wig

hasilnya nihil...

kemeja nya kurang putih!!! aku kan maw kemeja yang super putih *cuci sendiri mbak*

lupakan kemeja dan beralih ke kaus kaki..

waktu aku tanya ke mbaknya:

C :"mbak ada nggak kaus kaki panjang warna merah maroon?"

M:"apaan dek, merah maroon?"

C: *swt* "ahh, ya gpp lah" *hilang semangat gara2 itu mbak...

selanjutnya, sepatu penny loafer..

C: *mencari2 dibagian sepatu*

SEPANJANG MATA MEMANDANG HANYA ADA SEPATU ANEH GAK JELAS BIN AJAIB...*loh loh loh, lo sendiri yang cari sepatu tipe penny loafer yang super jarang dipake di indo...*

*rada aneh*

ahh nyeraaaah~

~.~

Bagian wig...errr, cuma ada wig hitam-hitam gak jelas yang biasa dipake banci2, hampunnn~~

====================================================================

kalian lihat picture paling atas yang nampang???

COVER BARU Prince Of Tennis Series named: NEW PRINCE OF TENNIS *Shin Tennis No Oujisama*. Yang membuat saya terharu dengan kehebatan Takeshi Konomi-sensei yang membuat seri yang pernah jadi Hit ini kembali.....aaaaaaa!! TAKESHI KONOMI - SENSEIIII!!!!! * bow* saya sangat menghormatimu!!! Plus, di work kali ini, takeshi konomi-sensei bekerja sama dengan illustrator amerika...! Tentunya ini membuat POT makin keren...dan saya...langsung jatuh cinta dengan seri baru ini dengan hanya membaca 1 chapter saja...awwww *dan POT Fever merajalela lagi* HAHAAHHAHAHAHA

oh, aku lupa menambahkan lagi, GUNDAM 00 BAKAL dibuat MOVIENYA!! tapi tahun 2010! Sunrise sudah menginformasikan ini XDD kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! I LOVE YOU SUNRISE!!!*tapi mana code geass??!*

wrote in hurry sorry for mistakes..!